Enough !!
Semestinya gue sadar bahwa semuanya gak akan pernah berubah.
Tapi gue gak henti-henti berharap akan sebuah mukjizat.
Nyatanya, kesabaran gue belom cukup banyak untuk menanti mukjizat itu datang.
Beberapa hari lalu saat dia pergi untuk dinas ke Singapore,
gue pikir semua sudah berubah, he seems so nice selama disana.
Dan tanpa gue duga-duga, suatu hari dia bilang dia cinta ama gue,
dia kangen ama gue.
Nyatanya, gue salah. Everything back like before.
Gak sampe 2 hari setelah kedatangannya di Jakarta,
dia cari cewek lagi, and attitudenya sama sekali gak ada yang berubah.
Memang, ada yang terjadi saat dia baru balik ke Jakarta.
His mom. Ugh!
Everything seems nice saat gue jemput dia di bandara.
Dia kiss gue pas ketemu.
Tapi, everything is changed waktu kita sampe di rumah.
Mamanya ternyata ada dirumah, dan seperti yang gue duga-duga,
mukanya cemberut, menyimpan sejuta dendam yang pastinya buat gue.
Yes, she found out that I threw away all her Christians and Catholics Magazine she gave to me.
She found out that I put off the Cross di ruang tamu.
Well, doesn't she get it?
I had my enough untuk diam, untuk tidak melawan.
I have to. I have to do that.
Selama ini gue hanya diam, saat dia menjelek2an agamaku
(apa aku pernah berbuat demikian padanya, menjelek2an agamanya??)
Selama ini gue hanya diam, saat dia berusaha untuk menarik kami kembali ke gereja
(apa aku pernah memaksanya untuk sholat atau datang ke masjid?)
Selama ini gue hanya diam, saat dia menginginkan anakku untuk menjadi seorang Katolik.
Gue nggak pernah menjawab semuanya, karena gue masih menghormatinya.
Tapi semua sudah cukup untuknya menginjak-injak harga diriku.
Setiap malam selama suamiku pergi, dia berdoa dalam agamanya, memegangi perutku agar anakku mendengar.
Gue tau, apa yang gue lakukan, mencopot salib dan menyingkirkan majalah agamanya,
akan jadi masalah yang berkepanjangan.
Gue bukannya gak mau disalahin atau apa.
Tapi gue mengerjakan yang harusnya gue kerjakan.
Gue gak merasa pernah memaksa anaknya untuk pindah ke agama gue.
It is his own choice, biarpun memang dia terpaksa karena musti nikahin gue.
Whatever, I called it enough.
Even akhirnya keadaan makin menjadi tambah parah diantara gue ama suami gue.
Toh, tanpa itu semua terjadi, pernikahan ini tidak bisa diselamatkan lagi.
Gue udah sampai pada keputusan terakhir.
Gue sadar semuanya tidak akan berubah ...
Even kalo kaka' udah lahir nanti.
Gue gak mau ambil resiko buat jagoanku satu ini.
Beberapa hari ini, gue mulai gak enak badan terus.
Tapi biar begitu, gue udah coba beberapa hari ini masak lain dari biasanya.
Gue belajar beberapa new recipe, yang sebetulnya rada susah.
Dan gue masaknya dengan mengira-ngira.
Alhamdulillah sih, kayaknya lumayan sukses.
2 hari lalu, gue masak capcay dan puyunghai, semalem bikin beef teriyaki.
Ntar malem apa ya.
GPPlah, mumpung gue masih jadi istrinya, lakuin aja kewajiban gue dengan sebaik-baiknya.
Itung-itung tambah pahala didepan Allah.
Mumpung masih ada hari.
Ya, gue memang udah sampaikan semuanya.
Gue akan mulai cari tempat tinggal baru,
dan akan pindah secepatnya.
Gue gak mau lagi mengganggu dan diganggu dia.
It is enough!!
Tapi gue gak henti-henti berharap akan sebuah mukjizat.
Nyatanya, kesabaran gue belom cukup banyak untuk menanti mukjizat itu datang.
Beberapa hari lalu saat dia pergi untuk dinas ke Singapore,
gue pikir semua sudah berubah, he seems so nice selama disana.
Dan tanpa gue duga-duga, suatu hari dia bilang dia cinta ama gue,
dia kangen ama gue.
Nyatanya, gue salah. Everything back like before.
Gak sampe 2 hari setelah kedatangannya di Jakarta,
dia cari cewek lagi, and attitudenya sama sekali gak ada yang berubah.
Memang, ada yang terjadi saat dia baru balik ke Jakarta.
His mom. Ugh!
Everything seems nice saat gue jemput dia di bandara.
Dia kiss gue pas ketemu.
Tapi, everything is changed waktu kita sampe di rumah.
Mamanya ternyata ada dirumah, dan seperti yang gue duga-duga,
mukanya cemberut, menyimpan sejuta dendam yang pastinya buat gue.
Yes, she found out that I threw away all her Christians and Catholics Magazine she gave to me.
She found out that I put off the Cross di ruang tamu.
Well, doesn't she get it?
I had my enough untuk diam, untuk tidak melawan.
I have to. I have to do that.
Selama ini gue hanya diam, saat dia menjelek2an agamaku
(apa aku pernah berbuat demikian padanya, menjelek2an agamanya??)
Selama ini gue hanya diam, saat dia berusaha untuk menarik kami kembali ke gereja
(apa aku pernah memaksanya untuk sholat atau datang ke masjid?)
Selama ini gue hanya diam, saat dia menginginkan anakku untuk menjadi seorang Katolik.
Gue nggak pernah menjawab semuanya, karena gue masih menghormatinya.
Tapi semua sudah cukup untuknya menginjak-injak harga diriku.
Setiap malam selama suamiku pergi, dia berdoa dalam agamanya, memegangi perutku agar anakku mendengar.
Gue tau, apa yang gue lakukan, mencopot salib dan menyingkirkan majalah agamanya,
akan jadi masalah yang berkepanjangan.
Gue bukannya gak mau disalahin atau apa.
Tapi gue mengerjakan yang harusnya gue kerjakan.
Gue gak merasa pernah memaksa anaknya untuk pindah ke agama gue.
It is his own choice, biarpun memang dia terpaksa karena musti nikahin gue.
Whatever, I called it enough.
Even akhirnya keadaan makin menjadi tambah parah diantara gue ama suami gue.
Toh, tanpa itu semua terjadi, pernikahan ini tidak bisa diselamatkan lagi.
Gue udah sampai pada keputusan terakhir.
Gue sadar semuanya tidak akan berubah ...
Even kalo kaka' udah lahir nanti.
Gue gak mau ambil resiko buat jagoanku satu ini.
Beberapa hari ini, gue mulai gak enak badan terus.
Tapi biar begitu, gue udah coba beberapa hari ini masak lain dari biasanya.
Gue belajar beberapa new recipe, yang sebetulnya rada susah.
Dan gue masaknya dengan mengira-ngira.
Alhamdulillah sih, kayaknya lumayan sukses.
2 hari lalu, gue masak capcay dan puyunghai, semalem bikin beef teriyaki.
Ntar malem apa ya.
GPPlah, mumpung gue masih jadi istrinya, lakuin aja kewajiban gue dengan sebaik-baiknya.
Itung-itung tambah pahala didepan Allah.
Mumpung masih ada hari.
Ya, gue memang udah sampaikan semuanya.
Gue akan mulai cari tempat tinggal baru,
dan akan pindah secepatnya.
Gue gak mau lagi mengganggu dan diganggu dia.
It is enough!!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home