Sepertinya aku sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Aku melayani kamu bukan hanya demi kewajiban, tapi karena aku mau.
Kamu tahu gimana aku dulu, dan bagaimana aku berubah demi kamu.
Aku tidak pernah menyesal karena aku sudah melakukan semuanya.
Aku belajar, untuk jadi orang yang lebih baik.
Aku belajar banyak.
Beberapa hari lagi, kalau Tuhan masih mengizinkan, aku akan jadi seorang ibu.
Aku akan diserahi tanggung jawab besar untuk mendidik dan membesarkan anak.
Aku masih harus banyak belajar, banyak berubah.
Tapi rasanya, aku gak bisa lakukan itu semua dengan adanya kamu.
Aku terlalu lelah. Tubuh dan pikiranku sudah cukup lelah hanya untuk memikirkan anak.
Dan aku tidak mau ditambah beban lagi, kenyataan bahwa kamu tidak pernah mau untuk ada.
Bahwa kamu selalu mencari dan mencari perempuan lain entah untuk apa.
Kamu butuh kebebasan,
maka aku memberi kamu kebebasan.
Kamu tidak perlu berkewajiban memikirkan perasaanku,
toh sedari dulu kamu juga tidak pernah memikirkan itu.
Kamu sendiri pernah bilang bahwa kamu tidak akan pernah berubah.
Maka aku juga tidak akan menunggu lebih lama.
Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
Deng Cia Ji, Dikna Lia Uyet Bakpo, Adis, Tuti, Iis, Citra, Mona
Minerva Devi atau siapalah namanya, Epi, Erni, Rere, Tasha, Utet, Uci,
perempuan Thailand di Datascrip itu,
atau perempuan beranak 2 itu Mbak Perrine Huang;
atau entah mungkin ada lagi yang belum aku tahu.
Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
mereka semua lebih penting untuk dipertahankan daripada anak kamu sendiri.
Aku sekarang ingin sendiri,
tanpa kamu dan mereka semua.
Pernikahan ini rasanya terlalu sesak untuk lebih dari 1 perempuan.
Aku melayani kamu bukan hanya demi kewajiban, tapi karena aku mau.
Kamu tahu gimana aku dulu, dan bagaimana aku berubah demi kamu.
Aku tidak pernah menyesal karena aku sudah melakukan semuanya.
Aku belajar, untuk jadi orang yang lebih baik.
Aku belajar banyak.
Beberapa hari lagi, kalau Tuhan masih mengizinkan, aku akan jadi seorang ibu.
Aku akan diserahi tanggung jawab besar untuk mendidik dan membesarkan anak.
Aku masih harus banyak belajar, banyak berubah.
Tapi rasanya, aku gak bisa lakukan itu semua dengan adanya kamu.
Aku terlalu lelah. Tubuh dan pikiranku sudah cukup lelah hanya untuk memikirkan anak.
Dan aku tidak mau ditambah beban lagi, kenyataan bahwa kamu tidak pernah mau untuk ada.
Bahwa kamu selalu mencari dan mencari perempuan lain entah untuk apa.
Kamu butuh kebebasan,
maka aku memberi kamu kebebasan.
Kamu tidak perlu berkewajiban memikirkan perasaanku,
toh sedari dulu kamu juga tidak pernah memikirkan itu.
Kamu sendiri pernah bilang bahwa kamu tidak akan pernah berubah.
Maka aku juga tidak akan menunggu lebih lama.
Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
Deng Cia Ji, Dikna Lia Uyet Bakpo, Adis, Tuti, Iis, Citra, Mona
Minerva Devi atau siapalah namanya, Epi, Erni, Rere, Tasha, Utet, Uci,
perempuan Thailand di Datascrip itu,
atau perempuan beranak 2 itu Mbak Perrine Huang;
atau entah mungkin ada lagi yang belum aku tahu.
Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
mereka semua lebih penting untuk dipertahankan daripada anak kamu sendiri.
Aku sekarang ingin sendiri,
tanpa kamu dan mereka semua.
Pernikahan ini rasanya terlalu sesak untuk lebih dari 1 perempuan.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home