Tuesday, October 17, 2006

ya .. aku memang belum siap

"de, sebenernya lo siap gak sih untuk kembali sendiri lagi?"
"kenapa musti tidak? aku kan emang dari awal selalu sendirian."
"kalau dia memang benar telah menemukan pengganti kamu? maksudnya lebih dulu daripada kamu?"
"maksud kamu, kalau dia benar mau menikah lagi?"
"yea. sort of."
"kenapa bisa jadi masalah buat aku?"
"sejak masih sama aku dia udah punya orang lain kok."
"dan kemaren ini dia juga bilang sama aku, dia mau cari penggantiku."
"klo memang bisa bikin dia lebih baik, why not?"
"tapi itu kan katanya. gimana kalo memang terbukti semua itu benar. kalo kmu terima undangannya, or yah .. sumthin like that lah."
"yea. dats life. can't blame it."
"yakin?"
termenung diam ..
"menurutlo?"
"stop acting like a strong ones. you ain't like one."
diam. cepat menyeruput orange juice. tergesa. belepotan.
senyum tipis di bibir sahabatku. selembar tissue disorongkan ke wajahku.
ke pipiku. dimana bulir-bulir asin air mata teralir.
"why? he stole my heart once."
"and then this childish stupid biatch want to take him from me."
"she stole it from me."
air mata menganak sungai. lenganku lemas jatuh sejajar dengan lutut.
"no. she's not stealing anything from me. i don't have him since the beginning."
"poor you, my little friend. you don't deserve this."
"aku salah ya? aku ternyata memang belum siap."

detik-detik berakhir pada pukul 14.30. sahabatku harus pergi, waktunya mengakhiri jam makan siang yang amat sangat panjang. aku kembali sendirian. merenung. ya, aku memang belum siap.

Tuesday, 17 October 2006. During lunch time.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home