Wednesday, November 01, 2006

Hujan pertama ..

hujan mulai turun. hujan pertama di tahun 2006.
mulai rintik2 saat gue lunch di Dakken,
sama team program, nemenin tamu bule .. slurrpppsss
lunchnya OKlah, fun .. banyak ngobrolin hal2 yang OOT
dari mulai ngomongin Sinterklas ampe stasiun TV di England yg bejibun.
and rain starts to fallin. huah mana makanan gue so so bener.
Marinated Salmon, potongannya segede ikan di warung pecel lele.
haaahh mana nendang neh ...

sampe kantor, baca status Y!M yang kurang mengenakkan
berantem lageeee .. sampe sekitar jam 7 berdebat gak jelas
sama gak jelasnya dengan pasang surutnya dengan apapun yang gue jalanin
meanwhile, ujan diluar masih sangat amat deras
kerjaan gue buat Soundspin juga blom kelar
masih harus pusing buat *menyusun kembali puzzle hati gue*

dan sampai jam 7.30 akhirnya baru gue putuskan untuk pulang saja
karena hujannya awet bener, tp cuma rintik2 aja yasutrala
tapi, baru sampe Tutor Time, rain fell hardly .. gue minta aja ojek untuk terus ke Kemang
mending gue neduh disana, sekalian kerja
dan gue gak enak juga, klo gue cuma kerja belakang layar
eniwei, gue datang dengan basah kuyup kaya kucing kecebur got
sementara disitu cewe pada baris rapi wangi wangi, pake topeng juga masih kliatan klo pd cantik

dipintu depan gue ketemu Kak Syane dan langsung digiring ke samping
disuruh mandi, keramas .. dan voila "De, aku cuma punya daster. Nda papa ya."
[kok di kantor bisa ada daster ya, kak?? hehehehheehh]
dan sambil gue kerja, ditemenin Idan, gue mulai curhat dan melelehlah semua
mengalahkan lelehnya pertahanan gue karena mendengar suaranya Rio
Idan cuma speechless, karena again .. this is my fault for let myself fallin' for my ex again (Am I Wrong??)
dan karena kesibukan, akhirnya kita bubar aja gituh, Idan musti kedepan ngurus booth
and suddenly, a real familiar voice behind me, a voice from a person yang selalu bikin gue menghindar dari Soundspin
Mas DeeJay. Iyeeaaaahhh!!! Offering a bowl of hot soup .. aaaahhh nolak nggak nolak nggak. Ngga mungkin nolak.
And he started to asking, dan end upnya dia megang lutut gue, kenceng banget.
"Maafin aku, ay. Gak bisa jagain kamu. Harusnya tidak ada lagi orang yang boleh bikin kamu nangis. Bikin kamu sakit."
Dan tetes air mata seorang laki-laki untuk pertama kalinya membasahi telapak tanganku.

Sama-sama sendirian. Dan membutuhkan. Itulah satu-satunya common things yang kita punya.
Lain itu tidak ada lagi. Kita tidak bertemu diwaktu yang salah. Tapi kejujuran yang kamu sampaikan, ada pada waktu yang salah. Dan buat saya, kepercayaan itu adalah segalanya. Once I don't trust you, then I won't.
Kamu tidak salah. Kamu hanya salah satu kepingan puzzle yang harus saya rangkai agar hidup saya sempurna, lengkap dengan pedih atau sukanya. Kamu pernah hidup dalam hati saya, dan selamanya begitu. Tapi bukan salah kamu klo saya belum bisa merangkai puzzle saya dengan baik. Saya percaya kamu pernah mencintai saya.
Dan, sekali lagi. Itu semua bukan salah kamu.

Dan aku berlalu, meninggalkan dia menuju ke balik booth, bersembunyi di balik peralatan sound. Agar crowd tidak lihat aku dengan daster ini. Dan tidak lama aku beranjak pulang dianter Connie, karena searah.

Sampai dirumah, ternyata gak hujan dirumah gue. Pas kluar Jatiwarna, tau2 kering krontang. Watde ..
Gue langsung nyalain cellphone gue. 4 Message Received.

1. Aku masih nunggu kamu ada.

Sender : The Missing Puzzle

2. Aku baru sampe rumah. Basah kuyup, but your jacket protect me. Kamu jangan lupa sampe rumah terus mandi air anget, dan minum obat trus bobo. And bla bla bla lagi gue lupa lah.

Sender : My Ex


Gue reply. "Aku tau", for the Missing Puzzle. Dan, "aku baru sampe. tadi hujan besar di Ampera, jd gue ke Kemang. bla bla bla.", buat ex gue.

HPnya Boncos mati, jadi no reply at all. Tapi ex gue masih jawab terus reply gue, even gue udah bilang klo mata gue perih, kebanyakan nangis hari ini. Dan terus terusan bales2an SMS, sampe pada akhirnya .. as usual end upnya gue saki hati lagi, nangis lagi. Ahh capek. Jam menunjukkan pukul 11.30an. Gue capek, dan exhausted banget. Again, membenamkan muka gue ke dalam bantal, agar tidak ada yg mendengar leleh demi leleh .. even anak gue. And rain starts falling di depan kamar. Dingin. Menusuk ..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home