Tuesday, February 28, 2006

Sepertinya aku sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Aku melayani kamu bukan hanya demi kewajiban, tapi karena aku mau.
Kamu tahu gimana aku dulu, dan bagaimana aku berubah demi kamu.
Aku tidak pernah menyesal karena aku sudah melakukan semuanya.
Aku belajar, untuk jadi orang yang lebih baik.
Aku belajar banyak.


Beberapa hari lagi, kalau Tuhan masih mengizinkan, aku akan jadi seorang ibu.
Aku akan diserahi tanggung jawab besar untuk mendidik dan membesarkan anak.
Aku masih harus banyak belajar, banyak berubah.

Tapi rasanya, aku gak bisa lakukan itu semua dengan adanya kamu.
Aku terlalu lelah. Tubuh dan pikiranku sudah cukup lelah hanya untuk memikirkan anak.
Dan aku tidak mau ditambah beban lagi, kenyataan bahwa kamu tidak pernah mau untuk ada.
Bahwa kamu selalu mencari dan mencari perempuan lain entah untuk apa.

Kamu butuh kebebasan,
maka aku memberi kamu kebebasan.
Kamu tidak perlu berkewajiban memikirkan perasaanku,
toh sedari dulu kamu juga tidak pernah memikirkan itu.
Kamu sendiri pernah bilang bahwa kamu tidak akan pernah berubah.
Maka aku juga tidak akan menunggu lebih lama.

Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
Deng Cia Ji, Dikna Lia Uyet Bakpo, Adis, Tuti, Iis, Citra, Mona
Minerva Devi atau siapalah namanya, Epi, Erni, Rere, Tasha, Utet, Uci,
perempuan Thailand di Datascrip itu,
atau perempuan beranak 2 itu Mbak Perrine Huang;
atau entah mungkin ada lagi yang belum aku tahu.
Aku tidak ingin menerima kenyataan kalau
mereka semua lebih penting untuk dipertahankan daripada anak kamu sendiri.

Aku sekarang ingin sendiri,
tanpa kamu dan mereka semua.

Pernikahan ini rasanya terlalu sesak untuk lebih dari 1 perempuan.

Friday, February 10, 2006

message for the broken and the poor ..

Dear A Happy Mom To Be....
NIn...
Juz Read Some Of Urs...
Beautiful Indeed...But Full Of Sorrow...
Made Me Realize Centuries Ago..
I Dont Wanna Be One Of Those Asshole
Dont Wanna be Ur Enemy...
Juz Wanna Open Up My Two Hands And Hug...
Thats What We Need
Both Of Us...
U're Not That Kinda Woman Who Deserve All This Shit..
No Matter Who They Are or What Reason...
U're Juz An Ordinary Woman...
And I Was Fucking Blind
Blinded By My Ego... Blinded By My Dignity...Blinded By My Stupid Ratio....
Deep Down Inside My Heart
Juz Wanna Ask Appoligize For All The Swear, Shit And Everything That Fish Ur ANger
For God Sake
U And Ur Baby Dont Deserve All Of This....
he Juz Fuck Up Both Ur World
All Men Are...
Any Appologize For Me Nina ?

Don't know what to say rite now.

Yes, I have a lil bit hate to her.
She was my friend, and we share some symphaties.
But I don't know why, she starts to give rumours to everyone, that my husband is not the father of my baby. Sigh.
And that "simple" rumours were get the place to ruin my marriage as well.
Although, without that rumours, it will be ruined anyway.
But becoz of that, he seems that he got an argument to get a divorce from me.
He seems that he found his successful to find out my faults.
He ask a DNA test for my baby, then divorce me afterwards.
OK, I'll buy it, mister ...
Rumours won't leave me down.

Apologizing, I'm already gave it to you, my angelic friend.
But that wound seems so hard to heal.

sebuah pesta perkawinan,
senyum dan tawa bertebaran sampai ke seluruh sela sudut ruang.
adakah mereka semua benar berbahagia,
atau hanya sekadar sebuah kewajiban pada setiap pesta,
senyum dan tawa bahagia begitu identik dengan gending yang ditabuh.

"selamat menempuh hidup baru," kata mereka.
ya, hidup baru .. tapi bukan berarti hidup yang lebih baik, lebih bahagia.

SAYA TERIMA NIKAHNYA ...
dan saya terima semua resiko, suka dan dukanya.
Amin. Amin. Ya Robbal Alamiinn ..



cincin itu sekarang hanya diam termangu dalam kotak

Thursday, February 09, 2006

Enough !!

Semestinya gue sadar bahwa semuanya gak akan pernah berubah.
Tapi gue gak henti-henti berharap akan sebuah mukjizat.
Nyatanya, kesabaran gue belom cukup banyak untuk menanti mukjizat itu datang.

Beberapa hari lalu saat dia pergi untuk dinas ke Singapore,
gue pikir semua sudah berubah, he seems so nice selama disana.
Dan tanpa gue duga-duga, suatu hari dia bilang dia cinta ama gue,
dia kangen ama gue.

Nyatanya, gue salah. Everything back like before.
Gak sampe 2 hari setelah kedatangannya di Jakarta,
dia cari cewek lagi, and attitudenya sama sekali gak ada yang berubah.

Memang, ada yang terjadi saat dia baru balik ke Jakarta.
His mom. Ugh!

Everything seems nice saat gue jemput dia di bandara.
Dia kiss gue pas ketemu.
Tapi, everything is changed waktu kita sampe di rumah.
Mamanya ternyata ada dirumah, dan seperti yang gue duga-duga,
mukanya cemberut, menyimpan sejuta dendam yang pastinya buat gue.
Yes, she found out that I threw away all her Christians and Catholics Magazine she gave to me.
She found out that I put off the Cross di ruang tamu.
Well, doesn't she get it?
I had my enough untuk diam, untuk tidak melawan.
I have to. I have to do that.
Selama ini gue hanya diam, saat dia menjelek2an agamaku
(apa aku pernah berbuat demikian padanya, menjelek2an agamanya??)
Selama ini gue hanya diam, saat dia berusaha untuk menarik kami kembali ke gereja
(apa aku pernah memaksanya untuk sholat atau datang ke masjid?)
Selama ini gue hanya diam, saat dia menginginkan anakku untuk menjadi seorang Katolik.
Gue nggak pernah menjawab semuanya, karena gue masih menghormatinya.
Tapi semua sudah cukup untuknya menginjak-injak harga diriku.
Setiap malam selama suamiku pergi, dia berdoa dalam agamanya, memegangi perutku agar anakku mendengar.

Gue tau, apa yang gue lakukan, mencopot salib dan menyingkirkan majalah agamanya,
akan jadi masalah yang berkepanjangan.
Gue bukannya gak mau disalahin atau apa.
Tapi gue mengerjakan yang harusnya gue kerjakan.
Gue gak merasa pernah memaksa anaknya untuk pindah ke agama gue.
It is his own choice, biarpun memang dia terpaksa karena musti nikahin gue.
Whatever, I called it enough.

Even akhirnya keadaan makin menjadi tambah parah diantara gue ama suami gue.
Toh, tanpa itu semua terjadi, pernikahan ini tidak bisa diselamatkan lagi.
Gue udah sampai pada keputusan terakhir.
Gue sadar semuanya tidak akan berubah ...
Even kalo kaka' udah lahir nanti.
Gue gak mau ambil resiko buat jagoanku satu ini.

Beberapa hari ini, gue mulai gak enak badan terus.
Tapi biar begitu, gue udah coba beberapa hari ini masak lain dari biasanya.
Gue belajar beberapa new recipe, yang sebetulnya rada susah.
Dan gue masaknya dengan mengira-ngira.
Alhamdulillah sih, kayaknya lumayan sukses.
2 hari lalu, gue masak capcay dan puyunghai, semalem bikin beef teriyaki.
Ntar malem apa ya.
GPPlah, mumpung gue masih jadi istrinya, lakuin aja kewajiban gue dengan sebaik-baiknya.
Itung-itung tambah pahala didepan Allah.
Mumpung masih ada hari.

Ya, gue memang udah sampaikan semuanya.
Gue akan mulai cari tempat tinggal baru,
dan akan pindah secepatnya.
Gue gak mau lagi mengganggu dan diganggu dia.

It is enough!!